Satu unit
pesawat F-16 milik TNI Angkatan Udara (AU) gagal take off ketika akan
memeriahkan apel besar pembaretan dan pemberian gelar kehormatan pasukan khusus
TNI kepada Presiden Joko Widodo, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis
(16/4). Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama
Hadi Tjahjanto, ketika dikonfirmasi, di Jakarta, Kamis, mengatakan, peristiwa
itu terjadi sekitar pukul 08,15 WIB di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta
Timur. Marsekal Pertama Hadi menjelaskan, pasca musibah pesawat F-16? sudah
ditarik ke hanggar bandara Halim.
Menurut dia,
pesawat F-16 tersebut berhenti di ujung landasan dan sempat mengeluarkan api
dari bagian ekornya. Namun demikian, dipastikan pilot Letkol TNI-AU Penerbang
Firman, tidak mengalami cedera. Rencananya, empat buah F-16 akan memeriahkan
apel besar Pembaretan. Namun, di Mabes TNI sendiri hanya muncul tiga pesawat.
Kegiatan tersebut melibatkan sebanyak 6.450 personel. Terdiri atas 750 personel
Mabes TNI, 2.100 personel TNI AD, 2.050 personel TNI AL dan 1.550 personel TNI
AU. Ada pun Alutsista yang digelar adalah MBT Leopard 2A7 2 unit, Panser
Tarantula Canon 2 unit, Panser Intai Komando 2 unit, Rudal Grom TNI AD 2 Pucuk,
Meriam-155 MM KH 179 TNI AD 2 Pucuk, BMP 3F Marinir 2 unit, LVT 7 Marinir 2
unit, Roket RM-70 Grad 2 Unit, APC 6 x 6 Anoa dua unit, Panser APS Anoa 6 x 6 2
unit dan Heli Super Puma 1 unit. Selain itu, ada juga Heli Bell 412 4 Unit,
Heli BO-105 Bolcow 1 Unit, Heli Colibri 4 Unit, Heli MI-35 2 Unit, Pesawat
CN-295 1 Unit.
Peterjun Fee
fall Tri Matra, Kopassus, Marinir dan Paskhas 20 Orang. KSAU: Pesawat yang
Terbakar Hibah dari AS Kepala Staff Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Agus
Supriatna, angkat bicara soal insiden terbakarnya pesawat tempur F-16 di
Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Sebelumnya,
pesawat tempur F-16 dengan tail number TS-1643 terbakar dan gagal take off.
Menurut
KSAU, pesawat tersebut adalah pesawat yang baru datang dari Amerika Serikat.
Pesawat tempur itu pun didatangkan dengan skema hibah dari Pemerintah Amerika
Serikat. ''Pesawat itu adalah pesawat baru datang, yang hibah dari Amerika
Serikat, yang diambil dari block 25,'' kata Agus kepada wartawan di Mabes TNI,
Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/5). Ia mengatakan insiden terbakarnya
pesawat tempur F-16 ini merupakan kejadian pertama. Dengan peristiwa tersebut,
pihaknya akan melakukan kajian dan evaluasi terkait adanya skema hibah pesawat
dari negara-negara lain, termasuk dari Amerika Serikat. ''Jadi kalau beli
pesawat, lebih baik beli yang baru. Jelas kami akan kaji dan evaluasi (skema
hibah pesawat), karena ini pengalaman pertama juga yang kami alami. Dari tahun
90an belum pernah terjadi engine fire,'' katanya.
Agus
menjelaskan, pesawat tempur buatan Amerika Serikat itu mengalami engine fire
saat hendak melakukan take off. Kemudian, Letkol pnb Firman, selaku pilot pesawat
langsung memutuskan untuk meninggalkan pesawat. Pesawat buatan tahun 80an itu
pun akhirnya sempat berhenti dan sempat terbakar di lintasan. ''Karena bahan
bakar pesawat itu masih banyak, maka terjadilah kebakaran pesawat itu. Tapi
Alhamdulillah, pilotnya sudah dibawa ke Rumah Sakit dan sudah sadar, tidak ada
masalah,'' tutur Agus. Tidak hanya itu, Agus juga menegaskan, saat ini pesawat
yang terbakar itu sudah dipindahkan dari lintasan pesawat. Sehingga tidak
mengganggu penerbangan lainnya.
Agus pun membantah jika pesawat yang terbakar
itu merupakan bagian dari kegiatan Apel Kebesaran dan Pengangkatan Presiden
Joko Widodo sebagai Warga Kehormatan Pasukan Khusus TNI, yang memang diwarnai
dengan atraksi fly pass pesawat F-16. KSAU Akan Evaluasi Pemberian Hibah
Pesawat Sejumlah prajurit TNI AU berjaga di dekat badan pesawat tempur F16 yang
terbakar di ujung landasan pacu Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta
Timur, Kamis (16/4). (Antara/Rosa Panggabean) Kepala Staf TNI Angkatan Udara
(KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna menyatakan akan mengevaluasi dan mengkaji
setiap pemberian hibah pesawat dari negara lain. "Ini akan kita evaluasi
(setiap hibah pesawat).
No comments
Post a Comment